Sesuatu Yang Tertunda Disini aku sendiri Menatap relung relung hidup Aku merasa hidupku Tak seperti yang ku inginkan Terhampar begitu banyak Warna kelam sisi diriku Seperti yang mereka tahu Seperti yang mereka tahu Aku merasa disudutkan kenyataan Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan Butakan mataku semua tentang keindahan Menggugah takutku menantang sendiriku Temui cinta Lepaskan rasa Temui cinta Lepaskan rasa Disini aku sendiri Masih seperti dulu yang takut Aku merasa hidupku pun surut Tuk tumpukan harap Tergambar begitu rupa samar Seperti yang kurasakan Kenyataan itu pahit Kenyataan itu sangatlah pahit Aku merasa disudutkan kenyataan Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan Butakan mataku semua tentang keindahan Menggugah takutku menantang sendiriku Temui cinta Lepaskan rasa Temui cinta Lepaskan rasa Iwan Fals / Piyu Album In Collaboration With Sudah Berlalu Mungkin sudah berlalu Bersama redup senja Kita bukanlah satu Ku tak lagi kau puja Kini tak akan lagi Kuharap indah mimpi Bila tak lagi kau resapi Cinta hanya tuk dua hati Jangan lagi kau ucap janji Bila hanya kau ingkari Iwan Fals / Kikan Album In Collaboration With Senandung Lirih Kau wanita terindah Yang pernah kutaklukkan Kau kenapa kau pergi Kenapa kau pergi Kau wanita terhebat Yang pernah memelukku Kau kenapa kau pergi Kenapa kau pergi Helai udara disekitarku Senandung lirih namamu Tiap sudut kota yang ku datangi Senandung lirih namamu Kau wanita termegah Yang pernah kudapatkan Kau kemana kau pergi Kemana kau pergi Semoga kau temukan apa yang kau cari Yang tak kau dapatkan dari aku Semoga kau temukan apa yang kau cari Yang tak kau dapatkan dari aku Helai udara disekitarku Senandung lirih namamu Kemana pun kau akan melangkah Aku yang selalu mengenangmu Kemana pun kau akan melangkah Aku yang selalu mengenangmu La la la la la La la la la la La la la la la Ooh Iwan Fals / Eross Album In Collaboration With Suara Hati Apa kabar suara hati? Sudah lama baru terdengar lagi Kemana saja suara hati? Tanpa kau sepi rasanya hati Kabar buruk apa kabar baik? Yang kau bawa mudah mudahan baik Dengar dengar dunia lapar Lapar sesuatu yang benar Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Ku dengarkah orang orang yang menangis? Sebab hidupnya dipacu nafsu Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas? Oleh derap sepatu pembangunan Kau lihatkah pembantaian? Demi kekuasaan yang secuil Kau tahukah alam yang kesakitan? Lalu apa yang akan kau suarakan? Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Jangan pergi lagi Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Kupu Kupu Hitam Putih Menunggu matahari terbit Di musim hujan Mendung menjadi teman Ada juga keindahannya Butir embun yang ada didaun Bagai intan berlian Lebih riang ia berkilauan Karena matahari tertutup awan Suara burung burung didahan Nyanyian alam Bekerja ia mencari makan Ada juga yang membuat sarang Iri aku menyaksikan itu Tapi kutekan aku harus bersyukur Berguru pada kenyataan Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal Mendung datang lagi Setelah hangat sebentar Butir embun hilang Aku jadi termenung Mencari pegangan Mencoba untuk bersandar Langit makin hitam Aku jadi berharap pada hujan Kupu kupu hitam putih Terbang di sekitarku Melihat ia menari Hatiku terpatri Sepasang merpati Bercumbu dibalik awan Kemudian ia turun menukik Sujud syukur padanya Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Hadapi Saja Relakan yang terjadi Tak kan kembali Ia sudah miliknya Bukan milik kita lagi Tak perlu menangis Tak perlu bersedih Tak perlu tak perlu sedu sedan itu Hadapi saja Pasrah pada Ilahi Hanya itu yang kita bisa Ambil hikmahnya Ambil indahnya Cobalah menari Cobalah bernyanyi Cobalah cobalah mulai detik ini Hadapi saja Hilang memang hilang Wajahnya terus terbayang Berjumpa dimimpi Kau ajak aku Tuk menari bernyanyi Bersama bidadari, malaikat Dan penghuni surga Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Belalang Tua Belalang tua diujung daun Warnanya kuning kecoklat coklatan Badannya bergoyang ditiup angin Mulutnya terus saja mengunyah Tak kenyang kenyang Sudut mata kananku tak sengaja Melihat belalang tua yang rakus Sambil menghisap dalam rokokku Kutulis syair Tentang hati yang khawatir Sebab menyaksikan Akhir dari kerakusan Belalang tua Yang tak kenyang kenyang Seperti sadar kuperhatikan Ia berhenti mengunyah Kepalanya mendongak keatas Matanya melotot melihatku tak senang Kakinya mencengkram daun Empat didepan dua dibelakang Bergerigi tajam Sungutnya masih gagah menusuk langit Berfungsi sebagai radar Belalang tua masih saja melihat marah kearahku Aku menjadi grogi dibuatnya Aku tak tahu apa yang dipikirkan Tiba tiba angin berhenti mendesir Daun pun berhenti bergoyang Walau hampir habis Daun tak jadi patah Belalang yang serakah Berhenti mengunyah Kisah belalang tua diujung daun Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang tak kenyang kenyang Kisah belalang tua diujung daun Yang kakinya berjumlah enam Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang kamu serakah Belalang tua diujung daun Dengan tenang meninggalkan harta karun Warnanya hijau kehitam hitaman Berserat berlendir Bulat lonjong sebesar biji kapas Angin yang berhenti mendesir Digantikan hujan rintik rintik Aku yang menulis syair Tentang hati yang khawatir Tak tahu kapan Kisah ini akan berakhir Kisah belalang tua diujung daun Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang tak kenyang kenyang Kisah belalang tua diujung daun Yang kakinya berjumlah enam Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang kamu serakah Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Aku Bukan Pilihan Kini ku mengungkap tanya Siapakah dirinya Yang mengaku kekasihmu itu Aku tak bisa memahami Ketika malam tiba Ku rela kau berada Dengan siapa kau melewatinya Aku tak bisa memahami Aku lelaki tak mungkin Menerimamu bila Ternyata kau mendua Membuatku terluka Tinggalkan saja diriku Yang tak mungkin menunggu Jangan pernah memilih Aku bukan pilihan Selalu terungkap tanya Benarkan kini dia Wanita yang kukenal hatinya Aku tak bisa memahami Tak perlu kau memilihku Aku lelaki Bukan tuk dipilih Iwan Fals / Pongky Album In Collaboration With Ancur Namamu selalu kubisiki Dalam tidurku dalam mimpiku Setiap malam Hangat tubuhmu melekat di kulitku Beribu peluk beribu cium Kita lalui Tapi kau kabur Dengan duda anak tiga Pilihan ibumu Hatiku hancur Berserakan berhamburan Kayak jeroannya binatang Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Kau memang setan alas Nggak punya perasaan ANCUUU UUUR Doaku di akad nikahmu Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Tapi kau kabur Dengan duda anak tiga Pilihan ibumu Hatiku hancur Berserakan berhamburan Kayak jeroannya binatang Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Kau memang “syaiton” alas Ndak punya perasaan ANCUUU UUUR Doaku di akad nikahmu Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Heh heh heh heh heh Iwan Fals / Aziz MS Album In Collaboration With Rinduku Tolong rasakan ungkapan hati Rasa saling memberi Agar semakin erat hati kita Jalani kisah yang ada Ku tak pernah merasa jemu Jika kau selalu disampingku Begitu nyanyian rinduku Terserah apa katamu Rambutmu Matamu Bibirmu Ku rindu Senyummu Candamu Tawamu Ku rindu Beri aku waktu sedetik lagi Menatap wajahmu Esok hari ini atau nanti Mungkin tak kembali Iwan Fals / Harry Roesli Album In Love 2005 & In Collaboration With
2003 - Incollaboration
Kamis, 21 Mei 2009
Diposting oleh Benu di 5/21/2009
Label: Lyrics Album Incollaboration
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
thanks for post i like it keep rocking me awesome with me :)
--
rockymeet
--
seo jaipur--seo jaipur
Good article..
Work from home
Posting Komentar