Image and video hosting by TinyPic

2002 - Suara Hati

Kamis, 21 Mei 2009

Doa Seorang Iwan Fals

(Diucapkan Iwan Fals saat menyanyikan lagu ‘Hadapi Saja’ pada live concert di TVRI tahun 1999 menjelang hari raya Idul Fitri. Lagu ‘Hadapi Saja’ dibuat Iwan Fals untuk mengenang kematian anaknya ‘Galang Rambu Anarki’) Terima kasih Tuhan Atas segala yang Kau berikan Malam ini Kamu cairkan semuanya Segala kesedihan jadi air mata yang tak menetes Kami yakin dibalik semuanya ini Pasti ada kebaikan yang belum kami mengerti
Terima kasih Tuhan
Segala puji untuk-Mu
Engkaulah yang pantas dipuji
Terima kasih Tuhan
Semoga Kau ampuni dosa-dosa kami
Semoga esok hari kami menjadi ‘fitri’ kembali
(thanks to Setyo Budi Utomo)
(picture taken from Ilalang Senja)
Suara Hati Apa kabar suara hati? Sudah lama baru terdengar lagi Kemana saja suara hati? Tanpa kau sepi rasanya hati Kabar buruk apa kabar baik? Yang kau bawa mudah mudahan baik Dengar dengar dunia lapar Lapar sesuatu yang benar Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Ku dengarkah orang orang yang menangis? Sebab hidupnya dipacu nafsu Kau rasakah sakitnya orang yang terlindas? Oleh derap sepatu pembangunan Kau lihatkah pembantaian? Demi kekuasaan yang secuil Kau tahukah alam yang kesakitan? Lalu apa yang akan kau suarakan? Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Suara hati Kenapa pergi? Suara hati Jangan pergi lagi Jangan pergi lagi Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Untukmu Negeri Perihnya masih terasa Sakitnya tak terhingga Nafsu ingin berkuasa Sungguh mahal ongkosnya Apapun yang kan terjadi Aku tak akan lari Apalagi bersembunyi Tak kan pernah terjadi Air mata darah telah tumpah Demi ambisi membangun negeri Kalaulah ini pengorbanan Tentu bukan milik segelintir orang Belum cukupkah semua ini Apakah tidak berarti Lihatlah wajah ibu pertiwi Pucat letih dan sedihnya berkarat Berdoa terus berdoa Hingga mulutnya berbusa busa Ludahnya muncrat saking kecewa Ibu pertiwi hilang tawanya Tak percaya masih ada cinta Seluruh hidupku jadi siaga Pagar berduri kutancapkan dihati Untukmu negeri Yang telah memberi arti Untukmu negeri Yang telah melukai ibu kami Untukmu negeri Yang telah merampas anak kami Untukmu negeri Yang telah memperkosa saudara kami Untukmu negeri Waspadalah Untukmu negeri Bangkitlah Untukmu negeri Bersatulah Untukmu negeri Sejahteralah kamu negeriku Sejahteralah kamu Perihnya masih terasa Sakitnya tak terhingga Iwan Fals Album Suara Hati Dendam Damai Tak habis pikir aku tak mengerti Mengapa ada orang yang senang membunuh ? Hanya karena uang semata Atau demi kuasa dan nama Bagi kita rakyat biasa Tak berdaya ditodong senjata Mencuri hidup yang hanya sekali Hanya berdoa yang kita bisa Dendam dendam celaka Menghasut kita tak jemu menggoda Damai damai dimana Bersembunyi tak ada wujudnya Kapan berakhirnya situasi seperti ini ? Tidak bisakah kita saling berpelukan ? Bukankah indah hidup bersama Saling berbagi saling menyinta Terasa hangat sampai ke jiwa Memancar ke penjuru dunia Jangan goyah percayalah teman Perang itu melawan diri sendiri Selamat datang kemerdekaan Kalau kita mampu menahan diri Dendam dendam celaka Menghasut kita tak jemu menggoda Damai damai dimana Bersembunyi tak ada wujudnya Kapan berakhirnya situasi seperti ini ? Tidak bisakah kita saling berpelukan ? Tak habis pikir aku tak mengerti Mengapa ada orang yang senang membunuh ? Hanya karena uang semata Atau demi kuasa dan nama Hanya karena itu semua Rela hancurkan tanah tercinta Rela hancurkan tanah tercinta Iwan Fals Album Suara Hati Untuk Para Pengabdi Kesetiaan masih ada Setidaknya menjadi cita cita Itu sebabnya aku disini Menemanimu Siang malam kuberjaga Di relung hatimu di dalam benakmu Di setiap langkahmu Mudah mudahan begitu Silahkan engkau tertawa Sepuas hatimu Ku takkan pernah berpaling Karena hinaan itu Bahagia rasanya Lihat engkau bahagia Berduka rasanya Kalau engkau berduka Untuk pengabdi lagu para pengabdi Di puncak gunung di tengah tengah samudera Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota Untuk pengabdi lagu para pengabdi Di puncak gunung di tengah tengah samudera Di dalam rimba di kebingungan desa dan kota Kan ku temani kau Kan ku temani kau Iwan Fals Album Suara Hati Kupu Kupu Hitam Putih Menunggu matahari terbit Di musim hujan Mendung menjadi teman Ada juga keindahannya Butir embun yang ada didaun Bagai intan berlian Lebih riang ia berkilauan Karena matahari tertutup awan Suara burung burung didahan Nyanyian alam Bekerja ia mencari makan Ada juga yang membuat sarang Iri aku menyaksikan itu Tapi kutekan aku harus bersyukur Berguru pada kenyataan Pada makhluk Tuhan yang katanya tak berakal Mendung datang lagi Setelah hangat sebentar Butir embun hilang Aku jadi termenung Mencari pegangan Mencoba untuk bersandar Langit makin hitam Aku jadi berharap pada hujan Kupu kupu hitam putih Terbang di sekitarku Melihat ia menari Hatiku terpatri Sepasang merpati Bercumbu dibalik awan Kemudian ia turun menukik Sujud syukur padanya Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Hadapi Saja Relakan yang terjadi Tak kan kembali Ia sudah miliknya Bukan milik kita lagi Tak perlu menangis Tak perlu bersedih Tak perlu tak perlu sedu sedan itu Hadapi saja Pasrah pada Ilahi Hanya itu yang kita bisa Ambil hikmahnya Ambil indahnya Cobalah menari Cobalah bernyanyi Cobalah cobalah mulai detik ini Hadapi saja Hilang memang hilang Wajahnya terus terbayang Berjumpa dimimpi Kau ajak aku Tuk menari bernyanyi Bersama bidadari, malaikat Dan penghuni surga Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration 15 Juli 1996 Kalau kau datang Hatiku senang Berbunga bunga Bulan dan bintang Terangi malam Sehabis hujan Saling bicara Tukar cerita Berbagi rasa Aku disini Tetap di tepi Masih bernyanyi Dunia sedang dilanda kalut Alam semesta seperti merintih Kau dengarkah? Aku tak bisa Untuk tak peduli Hati tersiksa Aku bersumpah Untuk berbuat Yang aku bisa Harus ada yang dikerjakan Agar kehidupan berjalan wajar Hidup hanya sekali wahai kawan Aku tak mau mati dalam keraguan Kalau kau datang Iwan Fals Album Suara Hati Belalang Tua Belalang tua diujung daun Warnanya kuning kecoklat coklatan Badannya bergoyang ditiup angin Mulutnya terus saja mengunyah Tak kenyang kenyang Sudut mata kananku tak sengaja Melihat belalang tua yang rakus Sambil menghisap dalam rokokku Kutulis syair Tentang hati yang khawatir Sebab menyaksikan Akhir dari kerakusan Belalang tua Yang tak kenyang kenyang Seperti sadar kuperhatikan Ia berhenti mengunyah Kepalanya mendongak keatas Matanya melotot melihatku tak senang Kakinya mencengkram daun Empat didepan dua dibelakang Bergerigi tajam Sungutnya masih gagah menusuk langit Berfungsi sebagai radar Belalang tua masih saja melihat marah kearahku Aku menjadi grogi dibuatnya Aku tak tahu apa yang dipikirkan Tiba tiba angin berhenti mendesir Daun pun berhenti bergoyang Walau hampir habis Daun tak jadi patah Belalang yang serakah Berhenti mengunyah Kisah belalang tua diujung daun Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang tak kenyang kenyang Kisah belalang tua diujung daun Yang kakinya berjumlah enam Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang kamu serakah Belalang tua diujung daun Dengan tenang meninggalkan harta karun Warnanya hijau kehitam hitaman Berserat berlendir Bulat lonjong sebesar biji kapas Angin yang berhenti mendesir Digantikan hujan rintik rintik Aku yang menulis syair Tentang hati yang khawatir Tak tahu kapan Kisah ini akan berakhir Kisah belalang tua diujung daun Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang tak kenyang kenyang Kisah belalang tua diujung daun Yang kakinya berjumlah enam Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah Sebab kubilang kamu serakah Iwan Fals Album Suara Hati 2002 & In Collaboration Seperti Matahari Keinginan adalah sumber penderitaan Tempatnya didalam pikiran Tujuan bukan utama Yang utama adalah prosesnya Kita hidup mencari bahagia Harta dunia kendaraannya Bahan bakarnya budi pekerti Itulah nasehat para nabi Ingin bahagia derita didapat Karena ingin sumber derita Harta dunia jadi penggoda Membuat miskin jiwa kita Ada benarnya nasehat orang orang suci Memberi itu terangkan hati Seperti matahari Yang menyinari bumi Yang menyinari bumi Ingin bahagia derita didapat Karena ingin sumber derita Harta dunia jadi penggoda Membuat miskin jiwa kita Keinginan adalah sumber penderitaan Iwan Fals Album Suara Hati Diujung Abad Cerita kuno tentang peperangan Diujung abad menghantui Setiap orang Peralihan banyak memakan korban Sementara segelintir tuan tuan Tertawa girang Kekuasaan sudah menjadi tuhan Pengkhianatan adalah Panglima perang Kesetiaan jadi janji murahan Kisah inilah dongeng tidur Bayi bayiku Bertahan hidup Harus bisa bersikap lembut Walau hati panas Bahkan terbakar sekalipun Keluh kesah ini Mungkin berguna Jadikan teman sejati Dimedan juang Bisa jadi kita bosan Tapi kenyataan Badai datang Tak bosan-bosan Waspadalah kawan Perjuangan masih panjang Cerita kuno tentang peperangan Diujung abad menghantui Setiap orang Kesetiaan jadi janji murahan Kisah inilah dongeng tidur Bayi bayiku Iwan Fals Album Suara Hati Doa Berjamaah Menyebut asma ALLAH Saling asah saling asih saling asuh Berdoalah Sambil berusaha Agar hidup jadi tak sia sia Badan sehat Jiwa sehat Hanya itu yang kami mau Hidup berkah Penuh gairah Mudah mudahan ALLAH setuju Inilah lagu pujian Nasehat dan pengharapan Dari hati yang pernah mati Kini hidup kembali Iwan Fals Album Suara Hati

0 komentar:

 
http://iwanfalsmania.blogspot.com