Panggilan Dari Gunung Panggilan dari gunung Turun ke lembah lembah Kenapa nadamu murung Langkah kaki gelisah Matamu separuh katup Lihat kolam seperti danau Kau bawa persoalan Cerita duka melulu Disini menunggu Cerita yang lain Disini menunggu Cerita yang lain Menunggu Berapa lama diam Cermin katakan bangkit Pohon pohon terkurung Kura kura terbius Disini menunggu Cerita yang lain Disini menunggu Cerita yang lain Menunggu Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Besar Dan Kecil Kau seperti bis kota atau truk gandengan Mentang mentang paling besar klakson sembarangan Aku seperti bemo atau sandal jepit Tubuhku kecil mungil biasa terjepit Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Kau seperti buaya atau dinosaurus Mentang mentang menakutkan makan sembarangan Aku seperti cicak atau kadal buntung Tubuhku kecil merengit sulit dapat untung Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Mengapa besar selalu menang? Bebas berbuat sewenang wenang Mengapa kecil selalu tersingkir? Harus mengalah dan menyingkir Apa bedanya besar dan kecil? Semua itu hanya sebutan Ya walau didalam kehidupan Kenyataannya harus ada besar dan kecil Kau seperti bis kota atau truk gandengan Mentang mentang paling besar klakson sembarangan Aku seperti bemo atau sandal jepit Tubuhku kecil mungil biasa terjepit Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Pada siapa kumengadu? Pada siapa kubertanya? Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Ya Atau Tidak Bicaralah nona Jangan membisu Walau sepatah kata Tentu kudengar Tambah senyum sedikit Apa sih susahnya? Malah semakin manis Semanis tebu Engkau tahu isi hatiku Semuanya sudah aku katakan Ganti kamu jawab tanyaku Ya atau tidak itu saja Bila hanya diam Aku tak tahu Batu juga diam Kamu kan bukan batu Aku tak cinta pada batu Yang aku cinta hanya kamu Jawab nona dengan bibirmu Ya atau tidak itu saja Tak aku pungkiri Aku suka wanita Sebab aku laki laki Masa suka pria Ah kuraslah isi dadaku Aku yakin ada kamu disitu Jangan diam bicaralah Ya atau tidak itu saja Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Mencetak Sawah Kubaca koran pagi sambil ngopi Ada kabar menarik hati Konglomerat akan mencetak sawah Diatas tanah milik siapa? Aku jadi berpikir Untuk apa berupaya membuat sawah? Sebab tanah ini tak lagi berkah Tak lagi ramah Semua akan sia sia Karena kami tak lagi makan nasi Dari bumi pertiwi ini Dari keringat pak tani Tanah tanah suburmu Sudah menjadi ranjang industri Menjadi ayunan ambisi ambisi Demi gengsi demi aksi Untuk apa sawah sawah Pak taniku sudah pergi Menjadi pejalan kaki yang sepi Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Mereka Ada Di Jalan Pukul tiga sore hari Di jalan yang belum jadi Aku melihat anak anak kecil Telanjang dada telanjang kaki Asik mengejar bola Kuhampiri kudekati Lalu duduk di tanah yang lebih tinggi Agar lebih jelas lihat dan rasakan Semangat mereka keringat mereka Dalam memenangkan permainan Ramang kecil Kadir kecil Menggiring bola di jalanan Rully kecil Ricky kecil Lika liku jebolkan gawang Tiang gawang puing puing Sisa bangunan yang tergusur Tanah lapang hanya tinggal cerita Yang nampak mata hanya Para pembual saja Anak kota tak mampu beli sepatu Anak kota tak punya tanah lapang Sepak bola menjadi barang yang mahal Milik mereka yang punya uang saja Dan sementara kita disini di jalan ini Bola kaki dari plastik Ditendang mampir ke langit Pecahlah sudah kaca jendela hati Sebab terkena bola Tentu bukan salah mereka Ronny kecil Herry kecil Gaya samba sodorkan bola Nobon kecil Juki kecil Jegal lawan amankan gawang Cipto kecil Iswadi kecil Tak tik tik tak terinjak paku Yudo kecil Paslah kecil Terkam bola jatuh menangis Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Coretan Dinding Coretan di dinding Membuat resah Resah hati pencoret Mungkin ingin tampil Tapi lebih resah Pembaca coretannya Sebab coretan dinding Adalah pemberontakan kucing hitam Yang terpojok di tiap tempat sampah Ditiap kota Cakarnya siap dengan kuku kuku tajam Matanya menyala mengawasi gerak musuhnya Musuhnya adalah penindas Yang menganggap remeh Coretan dinding kota Coretan dinding Terpojok ditempat sampah Kucing hitam dan penindas Sama sama resah Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Belum Ada Judul Pernah kita sama sama susah Terperangkap didingin malam Terjerumus dalam lubang jalanan Digilas kaki sang waktu yang sombong Terjerat mimpi yang indah Lelah Pernah kita sama sama rasakan Panasnya mentari hanguskan hati Sampai saat kita nyaris tak percaya Bahwa roda nasib memang berputar Sahabat masih ingatkah Kau Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Dihati Cukup lama aku jalan sendiri Tanpa teman yang sanggup mengerti Hingga saat kita jumpa hari ini Tajamnya matamu tikam jiwaku Kau tampar bangkitkan aku Sobat Sementara hari terus berganti Engkau pergi dengan dendam membara Dihati Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Aku Disini Mengantuk perempuan setengah baya Di bak terbuka mobil sayuran Jam tiga pagi itu Tangannya terangkat saat sorot lampu mobilku Menyilaukan matanya Aku ingat ibuku Aku ingat istri dan anak perempuanku Separuh jalan menuju rumah Saat lampu menyala merah Didepan terminal bis kota yang masih sepi Aku melihat seorang pelacur tertidur Mungkin letih atau mabuk Aku ingat ibuku Aku ingat istri dan anak perempuanku Dibawah temaram sinar merkuri Bocah telanjang dada bermain bola Oh pagi yang gelap Kau sudutkan aku Suara kaset dalam mobil Aku matikan Jendela kubuka Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda Mengusik ingatanku Aku ingat mimpiku Aku ingat harapan Yang semakin hari semakin panjang tak berujung Perempuan setengah baya Pelacur yang tertidur Bocah bocah bermain bola Anak muda yang bernyanyi Sebentar lagi ayam jantan Kabarkan pagi Hari harimu menagih janji Aku disini Ya aku disini Ingat ibuku Istri dan anak anakku Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Potret Melihat anak anak kecil berlari larian Di perempatan jalan kota kota besar Mengejar hari yang belum dimengerti Sambil bernyanyi riang menyambut resiko Melihat anak anak sekolah berkelahi Di pusat keramaian kota kota besar Karena apa tak ada yang mengetahui Sementara darah yang keluar bertambah banyak Melihat anak anak muda diujung gang Berkelompok tak ada yang dikerjakan Selain mengeluh dan memanjakan diri Hari esok bagaimana besok Mendengar orang orang pandai berdiskusi Tentang kesempatan yang semakin sempit Tentang kemunafikan yang kian membelit Tetapi tetap saja tinggal omongan Merasa birokrat bersilat lidah Seperti tukang obat dijalanan Mencoba meyakinkan rakyat Bahwa disini seperti di surga Tak adakah jalan keluar ? Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Ikrar Meniti hari Meniti waktu Membelah langit Belah samudra Ikhlaslah sayang Kukirim kembang Tunggu aku Tunggu aku Rinduku dalam Semakin dalam Perjalanan Pasti kan sampai Penantianmu Semangat hidupku Kau cintaku Kau intanku Doakanlah sayang Harapkanlah manis Suamimu segera kembali Doakanlah sayang Harapkanlah manis Suamimu suami yang baik Ku titipkan Semua yang kutinggalkan Kau jagalah Semua yang mesti kau jaga Permataku Aku percaya padamu Permataku Aku percaya padamu Karya : Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 ) Di Mata Air Tidak Ada Air Mata Memetik gitar dan bernyanyi Pada waktu tak bertepi Di atas langit di bawah tanah Dihembus angin terseret arus Untuk saudara tercinta Untuk jiwa yang terluka Tengah lagu suaraku hilang Sebab hari semakin bising Hanya bunyi peluru di udara Gantikan denting gitarku Mengoyak paksa nurani Jauhkan jarak pandangku Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta Walau aku tahu tak terdengar Jariku menari tetap tak akan berhenti Sampai wajah tak murung lagi Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta Walau aku tahu tak terdengar Jariku menari tetap tak akan berhenti Sampai wajah tak murung lagi Amarah sempat dalam dada Namun akalku menerkam Kubernyayi dimatahari Kupetik gitar di rembulan Dibalik bening mata air Tak pernah ada air mata Dibalik bening mata air Tak pernah ada air mata Iwan Fals ( Album Belum Ada Judul 1992 )
1992 - Belum Ada Judul
Kamis, 21 Mei 2009
Diposting oleh Benu di 5/21/2009
Label: Lyrics Album Belum Ada Judul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar